![]() |
Negara Arab dikenal sebagai negara yang telah menghilangkan sejarah.
Salah satu alasannya adalah anggapan bahwa bangsa Arab ( Arab Saudi )
adalah keturunan dari budak, karena bani Qedar adalah keturunan dari
Ismail anak Ketura, yaitu budak dari Sara istri Abram / Abraham seperti
yang tertulis dalam Alkitab. Untungnya, kita masih bisa menelusuri jaman
sebelum Islam di Arabia. Pepatah terkenal mengatakan bahwa tidak
mungkin bisa menghilangkan segala bukti. Sejarah Arab pra-Islam adalah
sejarah Ksatria India atas tanah tersebut, di mana masyarakat menganut
cara hidup Veda. Sejarah Arab pra Islam dicatat oleh pemerintahan
pemerintahan sekitar Arab sehingga dipengaruhi oleh kebudayaan
kebudayaan Mesopotamia, Mesir dan Syria sangat mengenal kota kota dan
kerajaan kerajaan di Timur Tengah mulai dari kerajaan Arabia timur
seperti Dilmun dan Magan.
Catatan sejarah membuktikan bahwa Negara negara kuno selalu meninggalkan berbagai prasasti dan catatan sejarah.
Hubungan kebudayaan Mesopotamia dengan negara Arabia timur sudah terjalin sejak 3.000 SM. Misalnya saja Magan atau Oman pada tahun 2.800 SM seperti yang tercatat pada prasasti Akkadic. dapat di lihat pada postingan kami sebelumnya.
Catatan sejarah membuktikan bahwa Negara negara kuno selalu meninggalkan berbagai prasasti dan catatan sejarah.
Hubungan kebudayaan Mesopotamia dengan negara Arabia timur sudah terjalin sejak 3.000 SM. Misalnya saja Magan atau Oman pada tahun 2.800 SM seperti yang tercatat pada prasasti Akkadic. dapat di lihat pada postingan kami sebelumnya.
Sebagai
usaha menyusun kembali sejarah Arabia pra-Islam, kami mulai dengan nama
negara itu sendiri. Arabia itu adalah kata singkatan. Kata aslinya yang
bahkan masih digunakan saat ini adalah Arbashtan. Asal katanya
adalah Arvasthan. Seperti dalam bahasa Sansekerta, huruf "V" diganti
jadi huruf "B". Arva dalam bahasa Sansekerta berarti kuda. Arvasthan
berarti tanah kuda, dan kita tahu bahwa Arabia memang terkenal akan kuda
kudanya. Pusat ibadah saat ini yakni Mekah juga berasal dari bahasa
Sansekerita. Kata Makha dalam bahasa Sanskrit berarti api persembahan.
Karena penyembahan terhadap Api Veda dilakukan di seluruh daerah Asia
Barat di jaman pra-Islam, maka Makha berarti tempat yang memiliki kuil
untuk menyembah api. Dan pusat ibadah pada 7 SM adalah berada Dilmun,
bukan di Mekah karena menurut sejarah Mekah baru di bangun pada 4 - 6 M.
Hal
ini secara jelas menunjukkan bahwa Jazirah Arab, jauh sebelum masa
Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para
Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang
mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para Maharaja
ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa
bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah. Silahkan lihat
sejarah lengkapnya dilink berikut:
Para
Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil
di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada
7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja
Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan
Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa
itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi
Muhammad.
Naskah
Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti
yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari
Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi
Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting
Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah di
Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang
berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan
Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam
huruf latin:
"Itrashaphai
Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru
Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa
Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan
blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa-
rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman
burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena
phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The
title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah :
"Beruntunglah
mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah
orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran
rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan
dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di
mana mana. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang
mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab
terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat
seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh
ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia
Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah
orang orang asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan
mengirim ahli ahli yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari
negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami
untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas
nama Raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami
sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya
yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."
Istilah Kabah sendiri berasal dari kata Sanskrit Gabha (Garbha + Graha) yg berarti Sanctum (tempat suci).

Kitab
suci Weda Harihareswar Mahatmya menyebut bahwa jejak kaki Dewa Wisnu
disucikan di Mekah. Bukti akan fakta ini adalah bahwa Muslim menyebut
kuil ini Haram yang merupakan penyesuaian dari kata Sansekerta, Hariyam,
yaitu tempat Dewa Hari yaitu Dewa Vishnu. Jejak kaki Vishnu disucikan
di tiga tempat suci: Gaya, Mekah dan Shukla Teertha. Mengukir jejak kaki
macam itu merupakan adat Weda yang dicontek Muslim. Muslim menganggap
bahwa ukiran jejak kaki ini disejumlah mesjid dan tempat tempat suci
Muslim diseputar dunia adalah jejak kaki Muhammad ! Diluar kuil hindu,
biasanya juga terdapat singasana dewa Brahma, oleh karenanya di Mekah,
singasana Brahma itu dianggap sebagai makam Ibrahim.
Tradisi
Hindu lainnya yang masih berhubungan dengan kabah adalah sungai gangga,
menurut tradisi Hindu, Gangga tidak dapat dipisahkan dari lambang Siva
sebagai bulan Sabit, kemanapun lambang Siva (bulan sabit), disitu pasti
juga terdapat Gangga, fakta dari persatuan tersebut terdapat di dekat
kabbah. Airnya dianggap keramat karena secara tradisional sudah dianggap
sebagai gangga sebelum Islam (yaitu Zam-zam)
Bahkan
hingga hari ini, para peziarah Muslim yang menyaksikan kaabah untuk
haji memandang Zam-zam ini dengan penghormatan hingga menaruhnya kedalam
botol sebagai Air keramat bagi mereka, sama seperti yang dilakukan umat
hindu hindia terhadap kesucian sungai Gangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar