Kamis, 20 Maret 2014

SEJARAH KABAH & AIR ZAMZAM



hty, htysite
Negara Arab dikenal sebagai negara yang telah menghilangkan sejarah. Salah satu alasannya adalah anggapan bahwa bangsa Arab ( Arab Saudi ) adalah keturunan dari budak, karena bani Qedar adalah keturunan dari Ismail anak Ketura, yaitu budak dari Sara istri Abram / Abraham seperti yang tertulis dalam Alkitab. Untungnya, kita masih bisa menelusuri jaman sebelum Islam di Arabia. Pepatah terkenal mengatakan bahwa tidak mungkin bisa menghilangkan segala bukti. Sejarah Arab pra-Islam adalah sejarah Ksatria India atas tanah tersebut, di mana masyarakat menganut cara hidup Veda. Sejarah Arab pra Islam dicatat oleh pemerintahan pemerintahan sekitar Arab sehingga dipengaruhi oleh kebudayaan kebudayaan Mesopotamia, Mesir dan Syria sangat mengenal kota kota dan kerajaan kerajaan di Timur Tengah mulai dari kerajaan Arabia timur seperti Dilmun dan Magan.
Catatan sejarah membuktikan bahwa Negara negara kuno selalu meninggalkan berbagai prasasti dan catatan sejarah.
Hubungan kebudayaan Mesopotamia dengan negara Arabia timur sudah terjalin sejak 3.000 SM. Misalnya saja Magan atau Oman pada tahun 2.800 SM seperti yang tercatat pada prasasti Akkadic. dapat di lihat pada postingan kami sebelumnya.
Sebagai usaha menyusun kembali sejarah Arabia pra-Islam, kami mulai dengan nama negara itu sendiri. Arabia itu adalah kata singkatan. Kata aslinya yang bahkan masih digunakan saat ini adalah Arbashtan. Asal katanya adalah Arvasthan. Seperti dalam bahasa Sansekerta, huruf "V" diganti jadi huruf "B". Arva dalam bahasa Sansekerta berarti kuda. Arvasthan berarti tanah kuda, dan kita tahu bahwa Arabia memang terkenal akan kuda kudanya. Pusat ibadah saat ini yakni Mekah juga berasal dari bahasa Sansekerita. Kata Makha dalam bahasa Sanskrit berarti api persembahan. Karena penyembahan terhadap Api Veda dilakukan di seluruh daerah Asia Barat di jaman pra-Islam, maka Makha berarti tempat yang memiliki kuil untuk menyembah api. Dan pusat ibadah pada 7 SM adalah berada Dilmun, bukan di Mekah karena menurut sejarah Mekah baru di bangun pada 4 - 6 M.
Hal ini secara jelas menunjukkan bahwa Jazirah Arab, jauh sebelum masa Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah. Silahkan lihat sejarah lengkapnya dilink berikut:
Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad.
Naskah Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:
"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]

Terjemahan bahasa Indonesianya adalah :
"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana mana. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang orang asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli ahli yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."

Istilah Kabah sendiri berasal dari kata Sanskrit Gabha (Garbha + Graha) yg berarti Sanctum (tempat suci).
Kitab suci Weda Harihareswar Mahatmya menyebut bahwa jejak kaki Dewa Wisnu disucikan di Mekah. Bukti akan fakta ini adalah bahwa Muslim menyebut kuil ini Haram yang merupakan penyesuaian dari kata Sansekerta, Hariyam, yaitu tempat Dewa Hari yaitu Dewa Vishnu. Jejak kaki Vishnu disucikan di tiga tempat suci: Gaya, Mekah dan Shukla Teertha. Mengukir jejak kaki macam itu merupakan adat Weda yang dicontek Muslim. Muslim menganggap bahwa ukiran jejak kaki ini disejumlah mesjid dan tempat tempat suci Muslim diseputar dunia adalah jejak kaki Muhammad ! Diluar kuil hindu, biasanya juga terdapat singasana dewa Brahma, oleh karenanya di Mekah, singasana Brahma itu dianggap sebagai makam Ibrahim.
Tradisi Hindu lainnya yang masih berhubungan dengan kabah adalah sungai gangga, menurut tradisi Hindu, Gangga tidak dapat dipisahkan dari lambang Siva sebagai bulan Sabit, kemanapun lambang Siva (bulan sabit), disitu pasti juga terdapat Gangga, fakta dari persatuan tersebut terdapat di dekat kabbah. Airnya dianggap keramat karena secara tradisional sudah dianggap sebagai gangga sebelum Islam (yaitu Zam-zam)
Bahkan hingga hari ini, para peziarah Muslim yang menyaksikan kaabah untuk haji memandang Zam-zam ini dengan penghormatan hingga menaruhnya kedalam botol sebagai Air keramat bagi mereka, sama seperti yang dilakukan umat hindu hindia terhadap kesucian sungai Gangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar